Still working to recover. Please don't edit quite yet.
Struktur Organisasi dan Kekuasaan dalam Kolektif
Realitas mengenai implementasi sebuah masyarakat anarkis sering sekali diragukan. Dan kadang-kadang kita yang "setuju" dengan filosofis anarkisme pun menganggap masya-rakat anarkis sebagai utopia yang tidak dapat direalisasikan.
Sepertinya persepsi kita telah diracuni oleh pemikiran-pemikiran yang memberikan keabsahan kepada pemerintah negara dan hak perseorangan. Sistem pendidikan di kepulauan Nusantara sendiri cenderung menggalakkan kita untuk menghayati doktrin-doktrin yang mengakibatkan kita menjadi malas berpikir. Padahal dalam masyarakat tradisional tidak dikenal yang namanya pemerintah dan hak milik pribadi. Contohnya dalam masyarakat adat di Maluku, yang ada hanya hak pakai atas sebidang tanah tanpa kepemilikan oleh pihak swasta (1). Pada masyarakat tradisional pula, pemerintah, yang waktu dulu adalah kerajaan, lebih berfungsi sebagai mahluk yang parasitis yang selalu meminta (paksa) dari rakyat hasil kerja mereka. Penduduk terikat dengan perbudkan feodal dengan para bangsawan (2). Tidak ada juga yang namanya patriotisme -buktinya rakyat di Jawa tidak suka membantu rajanya berperang melawan penjajah Barat. Konsep nasionalisme patriotisme sama sekali tidak mempunyai akar dalam kehidupan masyarakat kepulauan Nusantara -konsep yang baru diperke-nalkan oleh kaum borjuis (priyayi) kepada masyarakat di akhir abad ke sembilan belas (3)
Anarkisme sendiri bukanlah sebuah konsep yang direkayasa atau dirumuskan oleh kaum intelektual tapi merupakan kecenderungan dalam perkembangan kehidupan manusia yang bebas. Kalau tidak diganggu-gugat oleh individ-individu atau organisasi-organisasi yang merasa dirinya pantas memerintah kehidupan masyarakat sehari-hari, kehidupan akan berjalan dengan efisien dan tanpa kelaliman (yang merupakan sifat alami negara) yang berarti.
Masyarakat pedesaan di Spanyol selama perang sipil (1936-39), memberikan contoh bagi kita yang menyangsikan realisasi kehidupan berdasarkan prinsip anarkis. Cuplikan bersejarah di Spanyol ini memberikan gambaran yang jelas mengenai implementasi prinsip anarkis dalam pengorganisasian eko-nomi dan kehidupan berpolitik. Meskipun demikian, anarkisme sendiri merupakan filosofis yang selalu mengakomodasikan dinamika dan perkembangan-perkembangan dalam kehidupan bermasyarakat -dan kami akan pasti bahwa masyarakat anarkis di masa mendatang akan banyak belajar dari pengalaman di Spanyol kendati juga mengakomodasikan perubahan-perubahan yang dituntut oleh zaman.
Semoga artikel ini dapat menjadi pemicu bagi debat dan pemikiran dan perkembangan masyarakat
alternatif.
Kolektif Tanam Paksa, 1999.
Banyak orang ketika mendengar konsep Anarkisme akan membayangkan sebuah masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip anarkis sebagai sesuatu yang tidak realistis, idealis dan naif - visi para pemimpi.
Media (masa) cenderung memberikan pandangan yang homogen mengenai dunia ini kepada masyarakat sehingga sangat sulit bagi mereka untuk membayangkan jika institusi-institusi yang telah diterima secara universil, seperti negara (state), sistem yuridis, polisi, tentara dan bangsa (nation) tidak eksis lagi.
Revolusi sosial di Spanyol yang berlangsung di tahun 1936, dapat memberikan amsal mengenai implementasi masyarakat anarkis. Selama dua tahun masyarakat menghibahkan kekuasaan ke tangan mereka sendiri dan menciptakan sebuah tatanan sosial berdasarkan prinsip-prinsip anarkis.
Di Spanyol, ide-ide anarkis telah menjadi arus pemikiran yang berpengaruh pada paruh kedua abad ke sembilan belas. CNT (Confederacion Nacional del Trabajo), yang merupakan sebuah organisasi buruh anarko-sindikalis yang dibentuk pada tahun 1910 berkembang menjadi sangat kuat. Di tahun 1936, organisasi tersebut mewakili 1.5 juta anggotanya. Pada saat itu juga, ide-ide anarkis mempunyai pengaruh yang besar terhadap pemikiran petani-petani gurem (peasants). Malahan kolektivisasi (pemusnahan hak milik perseorangan menjadi hak pakai umum) telah dilakukan di beberapa daerah sebelum revolusi dimulai.
Pada 17 Juli sebuah kup militer terjadi di Moroko dan menyebar keesokan harinya ke daerah-daerah di semenan-jung. Di berbagai daerah di perkotaan dan pedesaan, para buruh dan petani melakukan pengorganisasian diantara mereka sendiri untuk meredam kebangkitan militer. Dengan berani dan penuh inisiatif, mereka juga berhasil menghentikan pemberontakan kaum fasis di tiga perempat dari seluruh Spanyol. Para buruh tersebut bukan hanya perang untuk membasmi kaum fasis, tetapi juga untuk menciptakan tatanan sosial yang baru di Spanyol.
Setelah kaum fasis dikalahkan, milisi-milisi buruh (workers’ militias) yang indipenden dari pengaruh negara dibentuk. Pabrik-pabrik di berbagai kota diambil alih oleh para buruh dan di daerah pedesaan, tanah-tanah milik kaum fasis dan simpatisan mereka juga diambil alih. Di beberapa desa dibawah pengaruh anggota CNT dan FAI (Federasi Anarkis Iberia), kolektivisasi dilakukan secara besar-besaran. Selain itu, anggota-anggota FAI dan CNT juga menggagasi rapat-rapat umum di desa-desa untuk menggalakkan kolektivisasi.
Dalam rapat-rapat umum tersebut, masyarakat dengan sukarela mengumpulkan tanah, ternak dan alat-alat (pertanian) yang mereka miliki. Tanah-tanah yang teleh diambil alih dari para tuan tanah juga dijadikan hak pakai kolektif.
"Orang - orang yang tidak menyumbangkan sesuatu kepada kolektif juga diberikan hak dan kewajiban yang sama dengan yang lainnya "
(4). Tidak lama kemudian dua per tiga dari seluruh luas tanah di daerah tersebut telah dikuasai oleh anti fasis dan menjadi milik (hak pakai umum) kolektif. Seluruhnya ada lima sampai tujuh juta orang yang terlibat dalam kolektif-kolektif yang dibentuk tersebut.
Struktur Organisasi dan Struktur Kekuasaan dalam Kolektif
Bagian terkecil dari setiap kolektif adalah ’kelompok kerja’, yang biasanya beranggotakan lima sampai sepuluh orang, tetapi kadang-kadang lebih. Setiap orang dalam kolektif tersebut sejauh mungkin diharuskan bekerja.
- "Kolektif yang didirikan tersebut merupakan merupakan sebuah komunita bebas yang beranggotakan penduduk desaÉSebuah kelompok misalnya terdiri dari kawan-kawan, tetangga-tetangga atau sekelompok petani kecil, buruh tani atau pekerja harian." (5)
Setiap kelompok diberi tanggung jawab oleh kolektif untuk mengelola sebidang tanah. Dalam setiap kelompok, seorang wakil yang juga diwajibkan untuk bekerja sama dengan yang lainnya, dipilih untuk ,mewakili kepentingan kelompok tersebut dalam rapat-rapat kolektif. Di beberapa kolektif, komisi administratif, yang berfungsi sebagai perencana kerja dibentuk.
Komisi administratif atau komite pengelola juga bertanggung jawab atas pengelolaan kolektif sehari-hari. "Mereka (yang bertugas di komite) mengatur pembelian dan pertukaran bahan baku dan berbagai produk dengan wilayah lain, pendistribusian di dalam kolektif dan pengaturan pembangunan sarana umum, misalnya pembangunan sekolah" (6)
Anggota-anggota komite pengelolaan dipilih oleh seluruh peserta kolektif dalam sebuah rapat umum. Suara peserta kolektif dalam rapat umum berdaulat dalam pengambilan keputusan-keputusan yang dianggap penting. Federasi kolektif-kolektif juga telah dibentuk. Federasi yang paling sukses berada di Aragon, yang beranggo-takan 450 kolektif (kurang lebih setengah juta orang). Di sana federasi distrik dan federasi regional dibentuk.
Kolektif-kolektif dalam wilayah yang sama bergabung untuk membentuk sebuah federasi distrik yang beranggotakan wakil-wakil terpilih dari setiap kolektif. Federasi distrik tersebut mengelola penyimpanan